lokasi esek esek di karawang
70sharesAmurang—Bisnis esek-esek di Amurang makin tak terkendali. Pasalnya, ada beberapa lokasi yang marak melakukan bisnis tersebut. Ada yang disebut ‘Tenda Biru’. Tapi, lebih banyak lokasi esek-esek di Minsel berada di jalan Trans Sulawesi. Khusus ‘Tenda Biru’, berada di Kilometer 2 atau di wilayah kepolisian Buyungon. Lokasi ini hanya sekitar 10 menit
Semenjakdibangun, Bendung Karet Tirtonadi Solo di Kali Anyar menjadi lokasi andalan, karena begitu indah dan tak lagi kumuh. Jumat, 24 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com; Dulu Jadi Lokasi Esek-esek Banyak Ditemukan Kondom, Kini Tujuan Healing Semenjak dibangun, Bendung Karet Tirtonadi Solo di
Kegiatan esek-esek di daerah tersebut berlangsung pada malam hari. Beberapa waktu yang lalu, sedikitnya ada empat alat berat menggaruk gubuk-gubuk itu. Puing-puing bangunan kemudian diangkut sekitar 20 truk. Nanti akan kami pasang lampu jalan di sepanjang jalan ini," kata Mangara kepada lokasi. Tags : esek-esek Bantu kami
8Tempat Lokalisasi dan Prostistusi yang Melegenda. SINDO Media Dan MNC Media. Sabtu, 04 Juli 2020 - 11:43 WIB. loading A A A. Pada 2007, saat Kota Bandung dipimpin Wali Kota Dada Rosada, Saritem ditutup. Namun aktivitas transaksi seksual di lokasi tersebut masih berlangsung dan marak. Karena itu, pada 2015, Pemkot Bandung dan Polrestabes
Polda Metro Jaya terus menelisik bisnis esek-esek di kafe kafe yang terletak di Jalan Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara.Dalam kasus ini, 10 perempuan dibawah umur menjadi korban eksploitasi oleh sindikat yang dikomandoi oleh Mami Atun dan Mami Tuti. Kekinian, polisi tengah menyelidiki kemungkinan adanya kafe lain di kawasan Jakarta Utara
Comment Faire Des Rencontres En Vacances. Para Terapis D'Crown Spa Karawang Berhamburan Saat PengerebekanPara Terapis D’Crown Spa Karawang Berhamburan Saat PengerebekanKarawang, – Polda Jawa Barat khususnya satuan Ditreskrimun menggerebek lokasi griya pijat di D’Crwon Spa di Jalan Ahmad Yani, Karawang Barat pada Senin 13/11/2017 malam. Dalam penggerebekan ini, puluhan perempuan di bawah umur diduga sebagai terapis diamankan pantauan wartawan, para perempuan itu keluar sambil menundukkan kepala dan menutupi muka. Oleh petugas, mereka dibawa ke Mapolda Jabar dengan empat mobil juga puluhan terapis yang tidak diangkut. Mereka juga keluar dari bangunan spa sambil menundukkan kepala dan beberapa di antaranya menutupi muka dengan benda seorang pelanggan, Wira, mengaku saat itu tengah menunggu antrean. Dia tak luput dari pemeriksaan identitas petugas. Petugas juga menyisir seluruh ruangan yang kebetulan penuh dengan pengunjung.“Tadi saya dengar ada terapis dan pelanggan dalam keadaan bugil, diduga sedang berbuat esek-esek. Bahkan ditemukan kondom yang sudah dipakai. Petugas juga menemukan satu kotak kondom,” saat itu juga langsung memasang garis polisi dan menggembok D’Crown saat dimintai konfirmasi soal penggerebekan itu, petugas mengarahkan untuk menghubungi Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus. Namun, hingga berita ini diturunkan, Yusri belum belum memberikan Luki Herdian
KARAWANG, – Imej Seer sebagai tempat esek-esek yang berada dibelakang stasiun kereta api karawang kota tamat, menyusul akan berdirinya sebuah masjid dan islamic center di lingkungan tersebut. Hal itu dibuktikan dengan peletakan batu pertama pembangungan masjid Sabilu Rosyad dan Islamic Center di lokasi tersebut, dan langsung dilakukan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana bersama para kyai, tokoh agama dan tokoh masyarakat, Minggu 9/8/2020. Bupati didampingi jajaran muspika Karawang Barat. Ikut hadir dalam kegiatan itu organisasi masyarakat ormas Islam serta sejumlah ustad, yang secara bersama pula mendeklarasikan kemerdekaan Seer dari penjajahan kemaksiatan dengan mengusung tema Wajah Karawang tanpa Kemaksiatan, dan Selamatkan Generasi Bangsa dari Penjajahan Pelacuran, Minuman Keras, dan Perjudian’. “Setelah berdiri 50 tahun lamanya akhirnya Seer yang dikenal sebagai tempat prostitusi terbesar di Kabupaten Karawang bisa dibongkar selamanya,” ucap bupati sambil mengapresiasi ormas islam, tokoh pemuda dan masyarakat serta pihak-pihak terkait selama ini berjuang untuk membongkar seer. Bupati berharap terbangunnya masjid dqn islamic center nanti akan membawa keberkahan bagi Masyarakat Karawang, dan menjadi proses peradaban sejarah di Karawang. Dari tempat hal yang tidak baik menjadi suatu tempat yang mulia. Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI Kabupaten Karawang Tajuddin Nur turut mendukung rencana pembangunan masjid tersebut meski tidak terlibat langsung, karena memang sudah sejak dulu pemerintah dan tokoh agama sudah melakukan upaya.
PULUHAN tahun kawasan Gunung Kemukus sangat lekat dengan dunia hitam. Namun, citra buruk itu kini makin terkikis setelah dilakukan revitalisasi menjadi kawasan wisata ramah keluarga, The New Kemukus. Proses perubahan kawasan Gunung Kemukus ini tidak bisa dibilang instan. Butuh proses panjang. Mulai dari pendekatan persuasif kepada warga sekitar dan penghuni kawasan yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu itu. Transformasi wisata Gunung Kemukus menjadi The New Kemukus ini belum selesai. Masih banyak yang harus dibenahi. Baik sistem managemen pariwisata di Kemukus hingga stigma kawasan ini sebagai lokasi prostitusi terselubung yang belum sepenuhnya hilang. Termasuk kesadaran masyarakat Kemukus untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan objek wisata ini. Pantauan Jawa Pos Radar Solo, wajah Gunung Kemukus memang sudah banyak berubah. Mulai dari akses gerbang masuk dari jalan raya, sudah ada penanda kawasan New Kemukus yang megah. Tiba di lokasi disambut jembatan Pangeran Samudro yang cukup panjang di atas sungai menuju Waduk Kedung Ombo WKO. Setelah melalui jembatan, langsung masuk ke kawasan dengan membayar tiket di pintu masuk kepada petugas jaga. Pada Ramadan, lokasi sekitar didatangi sejumlah warga sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa. Terutama spot foto yang memang saat ini menjadi tujuan utama. Perbaikan juga dilakukan menyeluruh dari kawasan Sendang Ontrowulan, hingga area makam. Namun akses menuju makam Pangeran Samudro kondisinya masih buruk. Belum ada perbaikan akes seperti di bagian bawah. Pantauan di beberapa lokasi yang dulu menjadi tempat karaoke, sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Terlihat dari luar beralih menjadi warung kopi atau makanan ringan. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada praktik prostitusi terselubung di kawasan itu. Petugas di The New Kemukus Marcellus Suparno mengatakan, sebelum adanya jembatan, pengunjung masuk lewat akses  penyeberangan perahu. Tarif penyeberangan saat itu Rp â€Penyeberangan dikelola perhubungan dan masyarakat. Pengunjung yang hadir tidak terlalu banyak. Setelah itu, 2017 dibangun jembatan di atas Kali Serang, pengunjung mulai ada peningkatan,†terangnya. Suparno mengatakan, karena wisata ziarah ke Pangeran Samudro tetap diizinkan, saat ini pengunjung naik 100 persen. Namun mereka yang datang tujuannya lebih beragam. â€Sekarang wisata keluarga dengan membawa anak-anak kecil sudah banyak yang datang. Ini bagus karena image negatif Gunung Kemukus sudah sangat berkurang. Namun pengunjung pada malam Jumat Pon sudah jauh berkurang,†ujarnya. Sebelum ada perbaikan, sebagian pengunjung tujuannya memang untuk berziarah ke makam Pangeran Samodro. Sosok ini merupakan tokoh besar pada masanya. Putra dari raja Kerajaan Islam Demak Bintoro. Namun sebagian memang masih ada yang memiliki tujuan negatif. â€Saya yakini sekarang sudah jauh berkurang karena memang sudah banyak diakses masyarakat umum. Mau macam-macam malu ketemu kerabat atau tetangga,†terangnya. Perubahan di kawasan Gunung Kemukus ini memang membawa dampak bagi pekerja hiburan malam di kawasan tersebut. Mereka mengeluhkan kondisi menjadi lebih sepi saat ini. Apalagi imbas dari pandemi Covid-19. Berdasarkan pantauan saat Ramadan ini, tidak terlihat tempat karaoke yang buka. Justru banyak penjual makanan ringan untuk ngabuburit yang cukup marak. Tetapi di beberapa lokasi masih terlihat botol-botol bekas minuman keras. Salah seorang pekerja dunia hiburan malam di Gunung Kemukus yang enggan disebut namanya mengatakan, kawasan di bawah sudah banyak dikunjungi wisatawan. Biasanya untuk acara keluarga. â€Bagian yang belum rampung di makam. Tapi yang di bawah sudah ramai. Apalagi kalau akhir pekan dan sore hari, untuk foto-foto keluarga,†terang perempuan yang kini menjaga sebuah warung. Perempuan yang mengaku berasal dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur tersebut mengatakan, untuk kegiatan “esek-esek†di kawasan Kemukus juga berkurang drastis. Tempat untuk karaoke saat ini hanya beberapa saja yang buka. â€Memang sepi, kondisi akibat Covid-19. Sedangkan untuk peziarah untuk malam-malam tertentu juga masih banyak,†ujarnya. Soal pekerja hiburan malam, dia mengatakan, kebanyakan dari luar Sragen. Dengan kondisi saat ini juga tidak banyak yang datang dari luar daerah. â€Sulit juga yang mau sekarang. Kadang maunya itu cuma menemani bernyanyi, tapi nggak mau di-booking. Kalau seperti itu ya pelanggan yang nggak mau,†bebernya. din/bun/ria PULUHAN tahun kawasan Gunung Kemukus sangat lekat dengan dunia hitam. Namun, citra buruk itu kini makin terkikis setelah dilakukan revitalisasi menjadi kawasan wisata ramah keluarga, The New Kemukus. Proses perubahan kawasan Gunung Kemukus ini tidak bisa dibilang instan. Butuh proses panjang. Mulai dari pendekatan persuasif kepada warga sekitar dan penghuni kawasan yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu itu. Transformasi wisata Gunung Kemukus menjadi The New Kemukus ini belum selesai. Masih banyak yang harus dibenahi. Baik sistem managemen pariwisata di Kemukus hingga stigma kawasan ini sebagai lokasi prostitusi terselubung yang belum sepenuhnya hilang. Termasuk kesadaran masyarakat Kemukus untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan objek wisata ini. Pantauan Jawa Pos Radar Solo, wajah Gunung Kemukus memang sudah banyak berubah. Mulai dari akses gerbang masuk dari jalan raya, sudah ada penanda kawasan New Kemukus yang megah. Tiba di lokasi disambut jembatan Pangeran Samudro yang cukup panjang di atas sungai menuju Waduk Kedung Ombo WKO. Setelah melalui jembatan, langsung masuk ke kawasan dengan membayar tiket di pintu masuk kepada petugas jaga. Pada Ramadan, lokasi sekitar didatangi sejumlah warga sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa. Terutama spot foto yang memang saat ini menjadi tujuan utama. Perbaikan juga dilakukan menyeluruh dari kawasan Sendang Ontrowulan, hingga area makam. Namun akses menuju makam Pangeran Samudro kondisinya masih buruk. Belum ada perbaikan akes seperti di bagian bawah. Pantauan di beberapa lokasi yang dulu menjadi tempat karaoke, sekarang sudah tidak beroperasi lagi. Terlihat dari luar beralih menjadi warung kopi atau makanan ringan. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada praktik prostitusi terselubung di kawasan itu. Petugas di The New Kemukus Marcellus Suparno mengatakan, sebelum adanya jembatan, pengunjung masuk lewat akses  penyeberangan perahu. Tarif penyeberangan saat itu Rp â€Penyeberangan dikelola perhubungan dan masyarakat. Pengunjung yang hadir tidak terlalu banyak. Setelah itu, 2017 dibangun jembatan di atas Kali Serang, pengunjung mulai ada peningkatan,†terangnya. Suparno mengatakan, karena wisata ziarah ke Pangeran Samudro tetap diizinkan, saat ini pengunjung naik 100 persen. Namun mereka yang datang tujuannya lebih beragam. â€Sekarang wisata keluarga dengan membawa anak-anak kecil sudah banyak yang datang. Ini bagus karena image negatif Gunung Kemukus sudah sangat berkurang. Namun pengunjung pada malam Jumat Pon sudah jauh berkurang,†ujarnya. Sebelum ada perbaikan, sebagian pengunjung tujuannya memang untuk berziarah ke makam Pangeran Samodro. Sosok ini merupakan tokoh besar pada masanya. Putra dari raja Kerajaan Islam Demak Bintoro. Namun sebagian memang masih ada yang memiliki tujuan negatif. â€Saya yakini sekarang sudah jauh berkurang karena memang sudah banyak diakses masyarakat umum. Mau macam-macam malu ketemu kerabat atau tetangga,†terangnya. Perubahan di kawasan Gunung Kemukus ini memang membawa dampak bagi pekerja hiburan malam di kawasan tersebut. Mereka mengeluhkan kondisi menjadi lebih sepi saat ini. Apalagi imbas dari pandemi Covid-19. Berdasarkan pantauan saat Ramadan ini, tidak terlihat tempat karaoke yang buka. Justru banyak penjual makanan ringan untuk ngabuburit yang cukup marak. Tetapi di beberapa lokasi masih terlihat botol-botol bekas minuman keras. Salah seorang pekerja dunia hiburan malam di Gunung Kemukus yang enggan disebut namanya mengatakan, kawasan di bawah sudah banyak dikunjungi wisatawan. Biasanya untuk acara keluarga. â€Bagian yang belum rampung di makam. Tapi yang di bawah sudah ramai. Apalagi kalau akhir pekan dan sore hari, untuk foto-foto keluarga,†terang perempuan yang kini menjaga sebuah warung. Perempuan yang mengaku berasal dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur tersebut mengatakan, untuk kegiatan “esek-esek†di kawasan Kemukus juga berkurang drastis. Tempat untuk karaoke saat ini hanya beberapa saja yang buka. â€Memang sepi, kondisi akibat Covid-19. Sedangkan untuk peziarah untuk malam-malam tertentu juga masih banyak,†ujarnya. Soal pekerja hiburan malam, dia mengatakan, kebanyakan dari luar Sragen. Dengan kondisi saat ini juga tidak banyak yang datang dari luar daerah. â€Sulit juga yang mau sekarang. Kadang maunya itu cuma menemani bernyanyi, tapi nggak mau di-booking. Kalau seperti itu ya pelanggan yang nggak mau,†bebernya. din/bun/ria
RAMAI Suasana di taman depan Tajug Gede dipadati pengunjung. Mereka datang dari berbagai daerah untuk melihat keindahan air mancur di Tajug Gede saat malam – Siapa yang tak tahu Cilodong, Kabupaten Purwakarta. Dulunya lokasi ini menjadi tempat transaksi esek-esek. Di sepanjang jalan yang berada di perbatasan Purwakarta dan Karawang itu banyak ditemui sejumlah warung yang penerangannya hanya menggunakan lilin, diduga menjajakan PSK kala berjalannya waktu, warung remang-remang di sepanjang jalur itu pun berangsur hilang ditertibkan Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Kini, wilayah Kecamatan Bungursari itu disulap menjadi destinasi wisata religi lewat Tajug Gede Cilodong yang dibuat dan ditata dengan indahnya. Tajug Gede Cilodong menjadi ikon baru di Purwakarta. Keindahan taman-taman menambah kecantikan tajug. Apalagi saat ini telah hadir Taman Air Mancur Welas Asih di kawasan tajug sehingga jadi magnet baru untuk kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat dari berbagai daerah termasuk Karawang datang ke lokasi ini, terutama di akhir pekan. Antrean panjang dari arah Karawang sudah terjadi sejak pintu keluar Tol Cikopo. Mereka penasaran ingin melihat keindahan Tajug Gede. “Pengen lihat, soalnya lihat postingan teman-teman bagus, ada taman dan air mancurnya,” kata Wahyudi 38, pengunjung asal Kecamatan Purwasari, Kabupaten sendiri, dia datang ke Tajug Gede mengajak anak dan istrinya. Menurutnya, Tajug Gede bisa menjadi tempat wisata andalan, murah meriah dan tak jauh dari rumahnya. “Daripada yang jauh, mending ke sini saja, murah meriah,” diresmikan pada akhir 2019, banyak kalangan memanfaatkan lokasi ini untuk beribadah sekaligus berwisata. “Alhamdulillah, yang biasanya jamaah Salat Magrib hanya 10 orang, sekarang safnya jadi penuh,” ujar penggagas Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi, belum lama menjelaskan, penataan kawasan Tajug Gede Cilodong tidak saja difokuskan pada fungsi tempat peribadahan besar. Tapi, didorong juga terhadap nilai konservasi, edukasi, budaya, pertanian hingga rekreasi. “Lokasi ini menjadi kawasan serba guna. Di depan, kita punya masjid besar berikut ruang pertemuan. Di belakangnya, kita bangun kawasan hijau, taman dan sarana edukasi pertanian dan budaya. Di bagian depan, kita juga bangun taman indah berikut air mancurnya,” pungkasnya. asy/gan
SRAGEN – Penataan kawasan Gunung Kemukus menjadi wisata yang ramah untuk keluarga terus dilakukan. Anggaran Rp 60 miliar digelontorkan pemerintah pusat. Seperti apa kondisinya terkini? Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen kerap dituding kawasan negatif lantaran banyak terjadi ritual esek-esek. Namun perlahan upaya menghilangkan stigma yang negatif itu terus dilakukan. Pengelola Wisata Gunung Kemukus, Suparno menyampaikan, pada bulan Ramadan lalu pengunjung menurun drastis. Bahkan pada malam Jumat di pekan pertama Ramadan hanya dikunjungi sekitar 14 peziarah. Padahal sebelum pandemi bisa hampir pengunjung. â€Kebetulan awal bulan puasa ini sepi. Selain karena pandemi, juga akibat kondisi alam. Kebetulan saat itu hujan,†terang Suparno ditemui beberapa waktu lalu. Soal revitalisasi kawasan wisata Gunung Kemukus, lanjut Suparno, saat ini sedang tahap penyelesaian. Seperti pembangunan gapura selamat datang, kantor, tiketing, penataan sendang, taman, terminal, kios pedagang hingga area makam Pangeran Samodra. Tiap spot pekerjaan tergarap antara 10 – 50 persen. â€Tentu saja masih dikerjakan dan berproses. Kita harapkan Oktober 2021 ini bisa selesai semua,†ujar Suparno. Perihal revitalisasi ini, Suparno berharap ke depan stigma negatif Gunung Kemukus sebagai lokasi esek-esek terkikis. Karena pekerjaan merubah sudut pandang soal bayangan Gunung Kemukus yang dikenal sebagai tempat kencan dan mencari pesugihan bukan tugas pengelola saja. Namun semua pihak termasuk elemen masyarakat. Bahkan, pemerintah pusat, provinsi, dan daerah pun sudah bersinergi. â€Buktinya semua mendukung dari pemerintah pusat sampai daerah, anggaran juga lebih dari Rp 60 miliar. Ditunjuang transportasi BRT dari Trans Jateng,†terangnya. Suparno menjelaskan nantinya setelah revitalisasi Gunung Kemukus, belum ada rencana penambahan biaya tiket masuk. Sementara ini masih seperti pada umumnya, yakni Rp untuk hari biasa. Sedangkan jika ada event atau hari tertentu saat ramai, harga sedikit berbeda. Pihaknya menyampaikan potensi pengembangan kawasan Kemukus perlu lebih ditingkatkan lagi. Tapi masih ada kendala karena sebagian yang masuk kawasan ada yang masih menjadi tanah warga. Selain itu masih ada yang menempati kawasan sabuk hijau Waduk Kedung Ombo WKO. â€Revitaisasi Gunung Kemukus dengan menunjukkan perubahan yang signifkan diyakini bisa menarik wisatawan. Apalagi kucuran dananya tidak sedikit,†imbuhnya. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Disparpora Sragen Yusep Wahyudi menyampaikan, revitalisasi Gunung Kemukus ditargetkan selesai 2021 ini. Karena pandemi Covid-19 dari awal perbaikan 12 titik menjadi delapan titik. â€Terjadi pengurangan lokasi yang direvitalisasi, InsyaAllah selesai tahun ini,†ujarnya. Yusep menambahkan, meski sedang dilakukan revitalisasi, namun tetap terbuka untuk peziarah. Karena lokasi ziarah, kawasan tersebut tidak pernah ditutup seperti tempat wisata lainnya. Namun pengunjung yang berniat ziarah memang berkurang. Usai direvitalisasi, banyak infrastruktur yang berkembang. Jika dulu sekadar wisata ziarah, ke depan bisa ramah untuk dikunjungi keluarga. â€Stigma negatifnya harus berganti dan harus ramah untuk wisata keluarga,†din/adi SRAGEN – Penataan kawasan Gunung Kemukus menjadi wisata yang ramah untuk keluarga terus dilakukan. Anggaran Rp 60 miliar digelontorkan pemerintah pusat. Seperti apa kondisinya terkini? Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen kerap dituding kawasan negatif lantaran banyak terjadi ritual esek-esek. Namun perlahan upaya menghilangkan stigma yang negatif itu terus dilakukan. Pengelola Wisata Gunung Kemukus, Suparno menyampaikan, pada bulan Ramadan lalu pengunjung menurun drastis. Bahkan pada malam Jumat di pekan pertama Ramadan hanya dikunjungi sekitar 14 peziarah. Padahal sebelum pandemi bisa hampir pengunjung. â€Kebetulan awal bulan puasa ini sepi. Selain karena pandemi, juga akibat kondisi alam. Kebetulan saat itu hujan,†terang Suparno ditemui beberapa waktu lalu. Soal revitalisasi kawasan wisata Gunung Kemukus, lanjut Suparno, saat ini sedang tahap penyelesaian. Seperti pembangunan gapura selamat datang, kantor, tiketing, penataan sendang, taman, terminal, kios pedagang hingga area makam Pangeran Samodra. Tiap spot pekerjaan tergarap antara 10 – 50 persen. â€Tentu saja masih dikerjakan dan berproses. Kita harapkan Oktober 2021 ini bisa selesai semua,†ujar Suparno. Perihal revitalisasi ini, Suparno berharap ke depan stigma negatif Gunung Kemukus sebagai lokasi esek-esek terkikis. Karena pekerjaan merubah sudut pandang soal bayangan Gunung Kemukus yang dikenal sebagai tempat kencan dan mencari pesugihan bukan tugas pengelola saja. Namun semua pihak termasuk elemen masyarakat. Bahkan, pemerintah pusat, provinsi, dan daerah pun sudah bersinergi. â€Buktinya semua mendukung dari pemerintah pusat sampai daerah, anggaran juga lebih dari Rp 60 miliar. Ditunjuang transportasi BRT dari Trans Jateng,†terangnya. Suparno menjelaskan nantinya setelah revitalisasi Gunung Kemukus, belum ada rencana penambahan biaya tiket masuk. Sementara ini masih seperti pada umumnya, yakni Rp untuk hari biasa. Sedangkan jika ada event atau hari tertentu saat ramai, harga sedikit berbeda. Pihaknya menyampaikan potensi pengembangan kawasan Kemukus perlu lebih ditingkatkan lagi. Tapi masih ada kendala karena sebagian yang masuk kawasan ada yang masih menjadi tanah warga. Selain itu masih ada yang menempati kawasan sabuk hijau Waduk Kedung Ombo WKO. â€Revitaisasi Gunung Kemukus dengan menunjukkan perubahan yang signifkan diyakini bisa menarik wisatawan. Apalagi kucuran dananya tidak sedikit,†imbuhnya. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Disparpora Sragen Yusep Wahyudi menyampaikan, revitalisasi Gunung Kemukus ditargetkan selesai 2021 ini. Karena pandemi Covid-19 dari awal perbaikan 12 titik menjadi delapan titik. â€Terjadi pengurangan lokasi yang direvitalisasi, InsyaAllah selesai tahun ini,†ujarnya. Yusep menambahkan, meski sedang dilakukan revitalisasi, namun tetap terbuka untuk peziarah. Karena lokasi ziarah, kawasan tersebut tidak pernah ditutup seperti tempat wisata lainnya. Namun pengunjung yang berniat ziarah memang berkurang. Usai direvitalisasi, banyak infrastruktur yang berkembang. Jika dulu sekadar wisata ziarah, ke depan bisa ramah untuk dikunjungi keluarga. â€Stigma negatifnya harus berganti dan harus ramah untuk wisata keluarga,†din/adi
lokasi esek esek di karawang